Kelangkaan Gas LPG 3 Kg di Sumatera Utara: Penyebab dan Solusi dari Gubernur Edy Rahmayadi

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengungkapkan bahwa kelangkaan LPG 3 kg diterimanya dari empat kabupaten dan kota, yaitu Medan, Deliserdang, Binjai, dan Langkat. (Fajar.co.id)

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengakui adanya kelangkaan gas LPG 3 kg di empat wilayah Sumatera Utara. Selain itu, harga gas melon juga sempat dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), mencapai Rp30 ribu per tabung, padahal HET gas melon seharusnya hanya Rp18 ribu per tabung. Kelangkaan dan kenaikan harga ini menjadi perhatian serius pemerintah setempat.

Edy Rahmayadi mengungkapkan bahwa informasi tentang kelangkaan tersebut diterimanya dari empat kabupaten dan kota, yaitu Medan, Deliserdang, Binjai, dan Langkat. Meskipun kuota pasokan gas melon melebihi kebutuhan, sebanyak 357 ribu tabung gas melon, namun kebutuhan hanya mencapai 212 ribu tabung. Hal ini menimbulkan permasalahan distribusi dan pasokan gas LPG 3 kg di wilayah-wilayah tersebut.

Namun, Edy Rahmayadi memastikan bahwa masalah kelangkaan tersebut sudah diatasi dengan baik. Saat ini, distribusi pasokan gas melon sudah kembali lancar ke wilayah-wilayah yang sempat mengalami kelangkaan. Rakyat pun tidak perlu khawatir lagi karena kebutuhan akan tabung gas melon telah terpenuhi dengan baik.

Gubernur Edy Rahmayadi juga mengungkapkan bahwa kelangkaan ini terjadi akibat pengoplosan tabung gas yang tidak sesuai aturan. Masalah ini sudah ditangani oleh Polda Sumatera Utara yang melakukan penindakan terhadap oknum yang terlibat dalam pengoplosan ilegal. Tindakan tegas ini membantu menyelesaikan masalah kelangkaan dan kenaikan harga gas LPG 3 kg.

Edy Rahmayadi menegaskan bahwa harga gas subsidi tidak boleh dijual di atas HET yang telah ditentukan. Untuk memastikan hal tersebut terlaksana, pihaknya telah menyebarkan tim untuk mengatasi masalah tersebut. Tim Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bertugas memastikan agar harga gas LPG 3 kg tetap sesuai dengan ketentuan dan tidak sembarangan dinaikkan.

Jika ke depannya masih terjadi kelangkaan, Gubernur Edy Rahmayadi meminta kapolda setempat untuk turun tangan dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan distribusi gas melon tetap lancar dan terpenuhi sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan kuota pasokan yang mencukupi, diharapkan tidak ada lagi orang yang memanfaatkan situasi sulit untuk mencari keuntungan pribadi dengan menyimpan barang dan menjualnya di atas harga yang telah ditentukan.

Sebelumnya, kelangkaan gas LPG 3 kg dan kenaikan harga mencapai Rp30 ribu per tabung sempat terjadi di beberapa wilayah di Sumatera Utara selama sebulan terakhir. Namun, dengan tindakan tegas dari pemerintah setempat dan penegakan hukum yang dilakukan oleh Polda Sumatera Utara, masalah ini berhasil diatasi dengan baik dan pasokan gas melon kini telah kembali normal.

Gubernur Edy Rahmayadi berharap dengan adanya solusi yang tepat dan tindakan tegas, masalah kelangkaan gas LPG 3 kg tidak akan terulang kembali di wilayah Sumatera Utara. Dengan distribusi yang lancar, masyarakat di empat kabupaten dan kota tersebut dapat menggunakan gas melon dengan harga yang sesuai dengan HET, sehingga beban ekonomi mereka menjadi lebih ringan.