Ajang Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Surabaya, Jawa Timur mencatatkan kesuksesan besar dengan peluang investasi sektor perikanan yang mencapai Rp1,69 triliun. Forum ini menunjukkan minat yang besar dari para investor terhadap potensi bisnis di sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo menjelaskan bahwa peluang investasi sektor perikanan mencakup tiga bidang utama. Pertama, investasi di industri pengolahan ikan tuna terintegrasi di Desa Waupnor, Biak, yang diperkirakan mencapai Rp190,19 miliar.
Kedua, pengembangan fasilitas usaha di Pelabuhan Perikanan Numana senilai Rp36,7 miliar. Ketiga, proyek pengalengan ikan tuna dan pembangunan Integrated Cold Storage (ICS) di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo dengan nilai Rp324,15 miliar.
“Alhamdulillah, di ITIBF tercatat potensi investasi hingga tiga kali lipat dari yang kami targetkan. Angkanya mencapai Rp1,69 triliun,” ujar Budi Sulistiyo dengan optimisme.
Selain investasi utama, sesi business matching di ITIBF 2024 juga memperlihatkan minat para investor pada bidang lain dalam sektor perikanan. Bidang usaha penangkapan ikan, jual beli hasil perikanan, pengolahan, hingga budidaya ikan kerapu menjadi daya tarik tersendiri yang meningkatkan potensi investasi lebih jauh.
“Kami mengapresiasi minat investor yang melihat sektor kelautan dan perikanan begitu menarik, dan ini terlihat saat sesi business matching,” tambah Budi.
Para investor yang berminat pada sektor ini akan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal. Dukungan ini mencakup insentif pajak berupa tax allowance atau keringanan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 5 persen per tahun selama 6 tahun, serta investment allowance atau pengurangan laba bersih sebesar 10 persen dari total nilai investasi selama 6 tahun. Selain itu, kemudahan perizinan berusaha melalui sistem terintegrasi berbasis elektronik juga diberikan.
Budi berharap keberhasilan ITIBF 2024 menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk berinvestasi di sektor perikanan. “Semoga ini bisa menginspirasi pelaku usaha lain. Kami pastikan KKP siap memfasilitasi pelaku usaha yang berminat untuk berinvestasi di sektor ini,” ujarnya.
Senior Trader dari Mida Trade Ventures, Christopher Tan turut mendukung pandangan positif ini. Ia mengungkapkan kepercayaan tinggi terhadap produk tuna Indonesia, karena tidak hanya unggul dalam kualitas tetapi juga berkomitmen pada prinsip keberlanjutan. Berasal dari Singapura, Tan menjalin kontrak dagang senilai US$3 juta untuk volume 300 ton tuna Indonesia pasca pameran Seafood Expo North America (SENA) dan Seafood Expo Global (SEG).
“Produk tuna Indonesia unggul, sehingga saya tidak ragu untuk membeli tuna Indonesia,” kata Tan dengan penuh keyakinan.
ITIBF 2024 dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai sektor terkait, mulai dari Unit Pengolahan Ikan (UPI), perusahaan penangkapan ikan, perwakilan dagang negara mitra, hingga jaringan ritel dan industri logistik. Forum ini tidak hanya membuka peluang investasi, tetapi juga mendorong kerja sama antar pelaku usaha untuk memperluas pasar komoditas ikan tuna Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengajak para investor untuk memanfaatkan peluang besar di sektor kelautan dan perikanan Indonesia, yang mencakup pengolahan rumput laut, pengolahan udang, budidaya perikanan, perikanan tangkap terintegrasi, dan pariwisata.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan minat kuat dari investasi sektor perikanan Indonesia diharapkan dapat tumbuh pesat dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
Demikian informasi seputar investasi sektor perikanan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Benoanews.Com.