Pelaku usaha bisnis pariwisata menilai pasca-gempa bumi yang terjadi di Lombok Utara, NTB berkekuatan 7,0 SR belum berdampak pada sektor pariwisata. Hingga saat ini belum ada dampak signifikan atas terjadinya gempa di lombok terhadap pariwisata Nasional.
Namun tak bisa dipungkiri, banyak wisatawan asing maupun lokal yang rencananya berlibur di lombok, membatalkan tiket ada juga yang merubah jadwal kunjungannya.
Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan “Memang kalau pembatalan kedatangan ke Lombok ada tetapi hingga saat ini dampaknya tidak begitu besar,” ujarnya (6/8).
Saat ini, para pelaku usaha bisnis pariwisata seperti biro perjalanan tengah melakukan pemindahan wisatawan untuk menuju wilayah yang aman atau keluar dari Lombok. Asnawi meminta agar situs penjualan tiket perjalanan online untuk bekerja sama dengan biro perjalanan dalam memberikan paket wisata.
Sementara itu pelaku bisnis pariwisata online, Gaery Undarsa Chief Marketing Office Tiketcom menuturkan belum ada dampak yang signifikan meskipun banyak pembatalan pemesanan tiket pesawat maupun pemesanan hotel di Lombok.
Di sisi lain, ditemui Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Abdul Hadi Faishal. Dia mengatakan tak memungkiri tingkat hunian kamar hotel di Lombok akan mengalami penurunan sementara pasca terjadinya gempa.
Pihaknya belum bisa memperkirakan berapa banyak penurunan wisatawan pasca gempa di Lombok tersebut. Saat ini, banyak wisatawan yang meminta untuk dievakuasi ke beberapa daerah di luar Lombok. Sebagai contoh Wisman Thailand, Prancis, Australia, Jerman dan Inggris maupun wisatawan lokal meminta keluar Lombok meskipun situasi Lombok saat ini sudah stabil.
Kementrian pariwisata turut angkat bicara atas bencana Lombok berskala 7,0 SR tersebut. Bahkan beliau menjamin bisnis pariwisata Lombok dan Bali akan tetap kondusif. Pak Arief Yahya mengatakan bahwa Tim Crisis Center Kemenpar untuk memantau perkembangan terkini bencana gempa bumi Lombok.
Kemenpar telah siapkan 3A – akses, amenitas dan atraksinya. Akses itu meliputi airlines, airports dan authority atau Airnav. Itulah yang menjadi concern wisatawan selama terjadi bencana. Itulah yang terus dipantau dan mencarikan solusi terbaik.