Dikabarkan bahwa harga minyak mengalami penurunan pada Kamis (29/12). Hal ini karena permintaan di berbagai negara yang mulai tersendat akibat adanya rencana pembatasan masuk untuk wisatawan dari China. Dikutip dari Reuters, China telah membuka lockdown di berbagai wilayah negara, namun terjadi kenaikan infeksi dan membuat syarat perjalanan menjadi lebih ketat di berbagai negara yang sering dikunjungi oleh turis China.
Reuters menyebutkan harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun menjadi US$ 82,26 atau turun 1,2% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Lalu minyak West Texas Intermediate AS tercatat US$ 78,4 per barel atau turun 0,7%.
Harga Minyak Bakal Terus Naik di Masa Depan?
Saat ini Inggris sedang mengkaji pembatasan masuk untuk orang-orang yang datang dari China. Sedangkan Amerika Serikat (AS), Jepang, India dan Taiwan telah memberlakukan tes wajib untuk orang yang datang dari China.
Analis Minyak Kpler Matt Smith menjelaskan memang harga minyak mentah makin tertekan pada akhir tahun ini. Dia menyebutkan pasokan minyak mentah AS naik pada pekan lalu karena impor naik dan ekspor yang mengalami penurunan.
Analis UBS Swiss Giovanni Staunovo menyebutkan jika saat ini banyak investor yang khawatir dengan kondisi naiknya suku bunga. Tak cuma itu pasar juga khawatir dengan pergerakan dolar AS yang bisa membuat harga minyak bergejolak dan mempengaruhi mata uang negara lain. Lalu analis pasar senior di OANDA Craig Erlam menjelaskan OPEC+ bisa mengumumkan kapan saja terkait produksi minyak. “Bisa tiba-tiba semuanya berubah. Belum lagi perang Rusia dan Ukraina,” jelas dia.