Harga Minyak Dunia Turun Akibat Pelemahan Ekspor Minyak Kurdistan

Harga minyak juga tertekan oleh penguatan dolar AS dan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada Mei. (Inilah.com)

Harga minyak dunia kembali merosot pada akhir perdagangan Senin (18/4) karena kemungkinan ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak melalui terminal minyak Ceyhan Turkiye kembali berjalan. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun sebesar US$1,55 atau 1,8 persen menjadi US$84,76 per barel di London ICE Futures Exchange, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun sebesar US$1,69 atau 2,05 persen menjadi US$80,83 per barel di New York Mercantile Exchange.

Pemerintah federal Irak dan pemerintah daerah Kurdistan sebelumnya telah menyelesaikan masalah teknis yang penting untuk melanjutkan ekspor minyak kawasan itu melalui pelabuhan Ceyhan di Turkiye.

Pada 25 Maret lalu, Pelabuhan Ceyhan Turkiye menghentikan pengiriman minyak dari wilayah Kurdistan dan Provinsi Kirkuk setelah Kamar Dagang Internasional (ICC) memutuskan bahwa ekspor minyak dari wilayah Kurdistan harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat Irak, sehingga pasokan minyak mentah di pasar internasional menguap sekitar 450 ribu barel per hari.

Namun, pada 4 April, pemerintah federal Irak dan pemerintah daerah Kurdistan menandatangani perjanjian untuk melanjutkan ekspor minyak Kurdi melalui Turkiye, meskipun masih ada kendala teknis yang harus diatasi.

Analisis pasar mengatakan bahwa dengan waktu yang cukup, pasar akan bangkit kembali meskipun terjadi sedikit kemunduran karena banyak pedagang menunggu keuntungan bagus yang ingin mereka bukukan dalam waktu dekat, terutama jika pasar tidak akan mendapatkan lebih banyak momentum.

Di sisi lain, harga minyak juga tertekan oleh penguatan dolar AS dan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada Mei. Indeks dolar AS tercatat menguat 0,6 persen pada awal pekan ini. Hal ini membuat minyak menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Dalam kesimpulannya, kemungkinan ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak melalui terminal minyak Ceyhan Turkiye kembali berjalan memengaruhi harga minyak dunia untuk sementara waktu.

Namun, pasar diperkirakan akan bangkit kembali karena pedagang menunggu keuntungan bagus yang ingin mereka bukukan dalam waktu dekat, terutama jika pasar tidak akan mendapatkan lebih banyak momentum. Selain itu, penguatan dolar AS dan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada Mei juga membuat minyak menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.