Indonesia akan memperingati usia ke-78 pada tanggal 17 Agustus 2023 mendatang. Pada usia yang semakin matang ini, banyak peristiwa besar yang telah terjadi, salah satunya adalah kembalinya sejumlah blok minyak dan gas bumi (migas) raksasa ke pangkuan Ibu Pertiwi. Blok migas pertama yang kembali ke Indonesia adalah Blok Mahakam, yang kini telah resmi dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sejak 1 Januari 2018.
Sebelumnya, Blok Mahakam telah dikelola oleh Total E&P Indonesie (TEPI) dan Inpex Corporation selama puluhan tahun. Kedua perusahaan migas ini bekerja di Blok Mahakam berdasarkan kontrak kerja yang diteken pada tahun 1966 dengan jangka waktu 30 tahun. Menurut keterangan dari Pertamina, Blok Mahakam ditemukan dengan prediksi cadangan minyak dan gas yang mencapai sekitar 50 triliun kaki kubik (TCF) untuk gas dan 5 miliar barel (BBLS) untuk minyak.
Pada tahun 1974, Blok Mahakam mulai memproduksi minyak pertamanya dari Lapangan Bekapai. Setelah berjalan selama 30 tahun, pada tahun 1997, kontrak kerja diperpanjang selama 20 tahun hingga 31 Desember 2017. Pada tahun 2008, menjelang berakhirnya kontrak, TEPI kembali mengajukan perpanjangan kontrak ke pemerintah, sementara pada tahun 2009, Pertamina juga menyampaikan surat keinginan untuk mengelola Blok Mahakam.
Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja TEPI di Blok Mahakam, sehingga berakhir pada 31 Desember 2017. Pertamina pun ditunjuk sebagai pengelola baru. Blok migas lainnya adalah Blok Rokan. Melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Pertamina mulai mengelola Blok Rokan secara resmi sejak 9 Agustus 2021, menggantikan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang sebelumnya mengelola blok ini. Pengambilalihan operasional ini dianggap sebagai tonggak sejarah dalam industri hulu migas di Indonesia, dengan harapan PHR dapat meneruskan dan mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai oleh CPI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan pentingnya alih kelola WK Rokan ini. Sejak pertama kali diproduksikan pada tahun 1951 hingga tahun 2021, WK Rokan telah menjadi salah satu wilayah kerja strategis yang menghasilkan 11,69 miliar barel minyak. Kehadiran PHR diharapkan akan memberikan kontribusi yang berkelanjutan dalam kebutuhan energi nasional dan pengelolaan Blok Migas.
Yang terbaru adalah Blok Masela, di mana Pertamina dan Petronas bersama-sama mengambil 35% hak partisipasi yang dilepas oleh Shell di blok ini. Pertamina memiliki porsi 20%, sedangkan Petronas memiliki 15%. Keterlibatan Pertamina dan Petronas di Blok Masela ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli (sale purchase agreement / SPA) terkait hak partisipasi dalam acara IPA Convex 2023 di ICE, BSD, Tangerang pada 25 Juli 2023.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa demi memenuhi kebutuhan energi nasional, perlu adanya komitmen untuk menjaga pasokan migas dari sisi hulu. Selain mengelola lapangan eksisting, strategi pengembangan lapangan baru, seperti Lapangan Abadi di Blok Masela, menjadi langkah penting dalam menjaga pasokan energi negara atau Blok Migas ini.