Analisis Penurunan Harga Batu Bara: Dampak Tren Ekonomi China dan Pasokan India

Penurunan tajam harga batu bara dipicu oleh aksi profit-taking setelah kenaikan sebesar 4,21% selama tiga hari sebelumnya. (Liputan6.com)

Harga batu bara secara tiba-tiba merosot dari level psikologis US$150 per ton, menandai berakhirnya tren positif harga pasir hitam yang sebelumnya menguat selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan data dari Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak November tercatat pada posisi US$146 per ton, mengalami penurunan sebesar 3,38% pada perdagangan Selasa (17/10/2023). Penutupan harga ini merupakan yang terendah dalam tiga hari terakhir.

Penurunan tajam ini dipicu oleh aksi profit-taking setelah kenaikan sebesar 4,21% selama tiga hari sebelumnya. Pelemahan ini juga dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dirasakan oleh para pelaku pasar terhadap prospek ekonomi China serta peningkatan pasokan batu bara dari India.

Perkembangan ekonomi China menjadi salah satu fokus utama, karena negara tersebut merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia. Pada hari yang sama, China dijadwalkan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,4% pada kuartal tersebut, menunjukkan bahwa China masih mempertahankan jalur pertumbuhan yang diharapkan, yaitu mencapai target 5% pada tahun ini. Data pertumbuhan PDB tahunan sebelumnya menunjukkan angka 4,5% pada kuartal I dan 6,3% pada kuartal III-2023.

Selama tahun ini, permintaan batu bara China terus meningkat, namun potensi perlambatan ekonomi dapat mempengaruhi permintaan tersebut secara signifikan. Impor batu bara China pada bulan September meningkat sebesar 27,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai 42,14 juta ton, mendekati rekor tertinggi pada bulan Agustus sebesar 44,3 juta ton, menurut data bea cukai yang dikutip dari Reuters pada Jumat (16/10/2023).

Di samping itu, pelemahan harga batu bara juga disebabkan oleh ketersediaan pasokan yang melimpah di India, yang merupakan konsumen terbesar kedua batu bara di dunia. Coal India (CIL), perusahaan tambang milik negara, melaporkan peningkatan pasokan bahan bakar fosil ke pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 6% menjadi 23,5 juta ton pada paruh pertama Oktober, menjelang musim perayaan. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 22,2 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan pasokan yang melimpah, permintaan impor batu bara India diproyeksikan menurun, sehingga menyebabkan pelemahan harga batu bara secara keseluruhan. Dua faktor utama ini menjadi penentu utama dari pelemahan harga batu bara yang terjadi saat ini.

Demikian informasi seputar pergerakan harga batu bara terbaru. Untuk berita ekonomi dan bisnis terkini lainnya hanya di Benoanews.com.