Pernyataan terbaru dari Presiden Jokowi soal PT Freeport ramai menjadi sorotan dan mencuri perhatian masyarakat. Indonesia memiliki sumber daya mineral yang luar biasa, namun selama ini banyak dari sumber daya tersebut diekspor dan tidak banyak memberikan keuntungan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Namun, Presiden Jokowi (Joko Widodo) memiliki visi yang berbeda, ia ingin mengoptimalkan sumber daya mineral Indonesia untuk kepentingan Bangsa dan masyarakat Indonesia.
Salah satu perusahaan tambang besar di Indonesia, PT Freeport Indonesia, memiliki peran yang sangat penting dalam visi ini. Jokowi mengatakan bahwa mayoritas saham Freeport sudah menjadi milik Indonesia dan tidak perlu lagi dipandang sebagai milik Amerika. Ia ingin memanfaatkan Freeport sepenuhnya untuk kepentingan Indonesia.
Salah satu program yang sedang digalakkan Jokowi adalah program hilirisasi mineral. PT Freeport sedang membangun smelter untuk hilirisasi tembaga, dan saat ini pembangunan sudah mencapai 50%. Jokowi akan mengumumkan bahwa ekspor tembaga akan berhenti tahun ini karena smelter sudah lebih dari 50% jadi.
Hilirisasi Tembaga Freeport, Solusi untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Jokowi yakin bahwa hilirisasi mineral, termasuk tembaga, akan memberikan manfaat besar bagi ekonomi dan masyarakat Indonesia. Dasar keyakinan ini adalah dari hasil hilirisasi nikel yang sudah mulai dilaksanakan oleh pemerintah. Sebelum hilirisasi dilakukan, Indonesia hanya menerima $1,1 miliar dari ekspor nikel mentah, namun setelah diolah di dalam negeri nilai ekonominya melesat menjadi $20 miliar-$30 miliar.
Jokowi memiliki visi jelas untuk memanfaatkan sumber daya mineral Indonesia untuk kepentingan Bangsa dan masyarakat Indonesia. Ia tidak hanya berbicara, namun juga beraksi dengan memulai program hilirisasi mineral, termasuk tembaga. Ini adalah langkah besar menuju peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Bagaimana tanggapan Anda soal pernyataan Jokowi bahwa PT Freeport sudah kembali menjadi milik Indonesia?