Pesta Kesenian Bali 2018 Pentaskan Topeng Panca Klasik

TOPENG TUA - Penampilan seni tari topeng tua duta Kota Denpasar dalam parade topeng panca klasik saat Pesta Kesenian Bali (PKB) XL di Taman Budaya, Denpasar, Selasa (10/7) kemarin. (foto/eka adhiyasa)

PKB ke-40 tahun 2018 mementaskan Topeng Panca Klasik, Komunitas Seni Wangbong yang berasal dari Banjar Mas, Kecamatan Blahbatuh Gianyar Bali.

Tarian topeng Panca berhasil menggugah decak kagum ratusan penonton. Pentas digelar di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya, Art Centre, Denpasar. Pentas Komunitas Wangbong ini  mengambil tema “Karna Ngastawa”, menceritakan tentang Dewa Agung Anom Wirya Sirikan, salah seorang raja di daerah Timbul Sukawati. Komunitas Seni Wangbong mementaskan topeng ini dengan memakai pakaian putih berkombinasi merah hitam.

Singkat cerita Raja yang memimpin di daerah timbul Sukawati mempunyai putra bernama Dewa Agung Karna. Dewa Agung Karna diutus untuk melakukan ngastawa/ semedi di sebelah Gunung Paneraga dan mendapatkan anugerah untuk mengangkat Sungai/Tukad Wos. Dengan tujuan, agar air sungai bisa digunakan untuk mengairi sawah-sawah yang kekeringan di wilayah Grokgak. Dengan anugerah yang diberikan oleh Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, maka dibangunlah sebuah parahyangan yang diberi nama Pura Astawa.

Topeng Panca Klasik bukan hanya sekadar penghibur di PKB, melainkan dapat mengenalkan seni budaya khususnya seni topeng yang sudah diwarisi secara turun temurun ke generasi kini. Menurut I Ketut Kodi, selaku penggagas cerita “Ratna Ngastawa”, menjelaskan dirinya selalu berusaha membuat dan menampilkan cerita yang menghibur dan tidak lupa menyelipkan nilai-nilai kemanusiaan dalam pementasan ini.

Tidak hanya kalangan orangtua saja yang menikmati pementasan Topeng Panca Klasik ini. Anak-anak dan remaja ikut menikmati pertunjukan tersebut. Menurut I Ketut Darya selaku penangung jawab, dengan dilaksanakan pertunjukan Topeng Panca Klasik di PKB, semoga membuat peminat seni topeng semakin menyebar tidak hanya sebatas penikmat saja. ‘’Dikemudian hari bisa menjadi motivasi para generasi muda untuk meneruskan tarian topeng,’’ lejasnya.

Ketut Kodi memaparkan Tari Klasik sering disebut jadul (jaman dulu). Itu yang biasanya salah kaprah di kalangan remaja saat ini setiap melihat pementasan berbau klasik. Klasik yang dimaksud bukan pemerannya, melainkan seni Topeng Panca yang sudah ada dari generasi ke generasi yang membuatnya lestari sampai saat ini.