Investor asing berniat untuk membangun pabrik baterai lithium di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Rencananya pengusaha asal kedua negara tersebut akan membangun pabrik di Halmahera Utara, Maluku Utara.
Menurut Luhut, Investor tersebut akan menanamakan modal sebesar US$ 5 miliar atau Rp 72 triliun pada tahap pertama. Dan Pada tahap kedua juga akan menanamkan modal dengan nilai yang sama, yakni US$ 5 miliar.
Saat ditemui, Luhut mengungkapkan bahwa investor tersebut juga akan membuat nikel, carbon steel, stainless steel, dan yang paling utama adalah lithium batterai.
Masuknya para investor tersebut juga berdampak positif terhadap pengembangan mobil listrik di Indonesia. Salah satu alasan mobil listrik Indonesia belum dapat berkembang adalah karena belum ada yang memproduksi baterai sendiri.
Sementara untuk mengimpor kompunen mobil listrik, terutama berbahan lithium membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Padahal baterai litium merupakan komponen utama dalam mobil listrik.
Untuk memajukan pengembangan mobil listrik di Indonesia Luhut mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung dan mendrong industri mobil listrik dan para pengusaha Indonesia ke Kawasan Ekonomi Industri Terpadu Bekasi Karawang Purwakarta (Bekapur). Industri mobil listrik akan mampu berkembang apabila berada di kawasan tersebut.
Hal ini karena Bekapur memiliki lokasi yang strategis. Selain itu, Bekapur juga dekat dengan Pelabuhan Patimban dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Pengembangan mobil listrik sangat penting di Indonesia. Alasan utamanya adalah karena mobil listrik memiliki biaya operasional yang lebih murah dan efisien dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak.
Mobil listrik juga mampu menekan emisi. Hingga kini pertumbuhan kendaraan meningkat hingga 11,5 persen per tahun selama 10 tahun terakhir. Dengan begitu penggunaan bahan bakar terus membesar. Solusi terbaik adalah dengan mengembangkan mobil listrik di Indonesia.