Pasar batu bara mengalami tren bullish yang signifikan pada pekan ini, dengan harga diprediksi mencapai level tertinggi dalam beberapa waktu terakhir. Menurut Research and Development ICDX Girta Yoga, harga batu bara berpotensi mencapai resistance di kisaran US$137–138,5 per ton dalam waktu dekat.
Dalam wawancaranya dengan Investor Daily, Yoga menjelaskan bahwa prediksi ini didukung oleh kondisi permintaan yang stabil di China dan India, serta situasi pasokan yang terus dipantau di Indonesia dan Australia. Selain itu, perkembangan kebijakan energi bersih dan dinamika pasar gas alam juga turut mempengaruhi arah harga batu bara.
Yoga menambahkan bahwa sentimen bullish pada Juli didorong oleh gelombang panas di China dan India, yang meningkatkan konsumsi batu bara untuk kebutuhan listrik, terutama dalam operasional pendingin ruangan.
Untuk Semester II-2024, Yoga memproyeksikan harga batu bara akan tetap bullish dengan potensi mencapai resistance di level US$140 per ton. Namun demikian, ia juga menyoroti kemungkinan harga turun menuju level support di sekitar US$125 per ton, tergantung pada dinamika pasar global dan faktor-faktor eksternal lainnya.
Sejak awal Juli 2024, harga batu bara telah menguat sebesar 3,33%, menunjukkan kepercayaan pasar terhadap komoditas ini. Secara year to date (ytd), harga batu bara telah mencatatkan penguatan sebesar 3,49%, mencerminkan pergerakan positif yang berkelanjutan sepanjang tahun ini.
Dengan proyeksi yang optimis namun tetap mempertimbangkan risiko potensial, pasar batu bara diperkirakan akan tetap menjadi fokus utama investor dan pelaku pasar energi dalam beberapa bulan mendatang.
Demikian informasi seputar kabar terbaru harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Benoanews.Com.