Bank Indonesia: Digitalisasi Pembayaran Dorong Pertumbuhan Transaksi QRIS Rp5 Ribu Triliun

Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran. (Headline.id)

Bank Indonesia (BI) telah mencatat pencapaian yang mengesankan dalam dunia transaksi digital pada Agustus 2023. Nilai transaksi menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) mencapai angka fantastis, yaitu Rp5.098,46 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 28,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengumumkan prestasi ini dalam sebuah konferensi pers pada Kamis, 21 September.

Prestasi tersebut tidak hanya mencerminkan perkembangan yang kuat dalam sektor ekonomi dan keuangan digital, tetapi juga menunjukkan dorongan besar terhadap inklusi ekonomi dan keuangan di Indonesia. Menariknya, sebagian besar transaksi QRIS ini melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan jumlah pengguna mencapai 40,05 juta dan jumlah pedagang mencapai 28,38 juta.

Perry Warjiyo menyoroti bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal yang telah diimplementasikan. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa nilai transaksi uang elektronik (UE) meningkat sebesar 8,62 persen (yoy) menjadi Rp38,51 triliun pada bulan yang sama. Sedangkan, nilai transaksi perbankan digital tumbuh sekitar 11,87 persen (yoy) menjadi Rp5.098,46 triliun.

Upaya Bank Indonesia dalam mendorong digitalisasi sistem pembayaran telah menjadi salah satu pendorong kuat di balik prestasi ini. BI terus berusaha untuk memperluas kerja sama dalam sistem pembayaran antarnegara, memastikan bahwa ekonomi dan keuangan digital dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang di seluruh Indonesia. Perry Warjiyo menekankan pentingnya inklusi ekonomi dan keuangan digital dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Namun, sementara transaksi digital berkembang pesat, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mengalami penurunan sebesar 6 persen (yoy), mencapai Rp679,16 triliun. Ini mungkin mencerminkan perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih metode pembayaran digital.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga terus memantau pengelolaan uang rupiah dengan cermat. Jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) mengalami peningkatan sebesar 4,66 persen (yoy) menjadi Rp944,70 triliun pada Agustus 2023. Perry Warjiyo menegaskan komitmen BI untuk menjaga ketersediaan uang rupiah yang berkualitas di seluruh Indonesia. Untuk mencapai hal ini, BI telah melaksanakan berbagai program, termasuk pengedaran uang Rupiah ke daerah-daerah terluar, terdepan, dan terpencil (3T), serta melalui kegiatan kas keliling, kas titipan, dan ekspedisi rupiah berdaulat.

Prestasi dalam transaksi QRIS dan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat ini adalah tonggak penting dalam perjalanan menuju ekonomi dan keuangan yang semakin inklusif dan modern di Indonesia. Bank Indonesia terus berupaya untuk memastikan bahwa inovasi dan teknologi dapat membantu masyarakat Indonesia merasakan manfaat dari perkembangan ekonomi dan keuangan yang dinamis ini. Dengan sistem pembayaran yang semakin canggih dan inklusif, masa depan ekonomi Indonesia terlihat cerah.