PLTU Celukan Bawang Bali tahap II sudah resmi beroperasi. Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 2×30 MW di lokasi eksisting. Diperkirakan nilai investasi pada PLTU ini mencapai Rp 1,5 triliun. Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Saru Pintu Ida Bagus Made Parwanta mengungkapkan jika ijin prinsip pembangunkan PLTU tahap II sudah dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik pada 2014.
Ijin prinsip tersebut harus dikeluarkan pusat karena Investasi yang dilakukan untuk pembangungan PLTU Celukan Bawang Bali masuk dalam penanaman modal Asing. Pembangunan PLTU di Celukan Bawang ini dilakukan oleh tiga perusahaan antara lain China Hiardian Enggineering Co. Ltd yang berasal dari Tiongkok dengan saham 51%, Merrline International Pte. Ltd dari singapura dengan nilai investasi sebesar 38,49% serta PT General Energy Indonesia sebesar 10,51%.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Bali, PLN baru-baru ini membangun kabel saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 Kilo Volt (KV) di wilayah Celukang Bawang, Bali Utara. Pembangunan tersebut bertujuan untuk menghubungkan pasokan kelistrikan di PLTU Celukan Bawang Bali dengan sistem konseksi kelistrikan di Jawa-Bali dengan kapasitas daya mencapai 380 MW.
Keberadaan dari SUTT 150 KV cukup vital untuk kebutuhan konsumsi listrik di Bali dan menjaga penyalulan listri dari PLTU Celukan Bawang ke Gardu induk. Hal ini karena kebutuhan listrik di Bali per harinya sangat besar.
Setia hari PLN harus memenuhi konsumsi listri di Bali mencapai 800 MW. Angkat tersebut tentunya untuk memenuhi kebutuhan di berbagai sektor seperti industri pariwisata yang memiliki konsumsi listrik besar. Sistem kelistrikan di Bali hingga saat ini cukup aman dan teratasi dari beberapa pembangkit listrik sekitar 950 MW, salah satunya adalah dari PLTU Celukan Bawang Bali.
Bali memiliki destinasi wisata unggulan tentu membutuhkan konsumsi listrik yang terus meningkat setiap taunnya. Hal ini yang kemudian membuat PLTU Celukan Bawang Bali terus berbenah dan melakukan pembangunan tahan II ini.