Grab Holdings, perusahaan penyedia aplikasi pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan terkemuka di Asia Tenggara, baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 karyawan. Menurut laporan dari Reuters, jumlah ini mewakili sekitar 11% dari total tenaga kerja perusahaan tersebut.
Keputusan untuk melakukan pemangkasan pegawai ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan memberikan layanan yang unggul dalam jangka panjang. CEO Grab Holdings, Anthony Tan mengumumkan PHK ini melalui surat yang ditujukan kepada seluruh karyawan.
Dalam surat tersebut, Anthony menyebutkan bahwa ini merupakan pemangkasan karyawan terbesar yang dilakukan selama pandemi COVID-19. Ia menekankan bahwa PHK ini bukanlah langkah untuk semata-mata mencari keuntungan perusahaan, tetapi dilakukan untuk mengadaptasi perubahan yang cepat di industri ini.
Anthony menyadari bahwa perkembangan teknologi saat ini berlangsung dengan sangat cepat, termasuk dalam hal kecerdasan buatan (artificial intelligence). Selain itu, biaya modal juga terus meningkat, yang berdampak pada persaingan bisnis perusahaan.
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk terus menciptakan layanan yang terjangkau dan berkelanjutan bagi para pelanggan. Grab saat ini tengah berupaya mencapai titik impas EBITDA pada tahun ini.
Grab Holdings didirikan pada tahun 2012 dan telah menawarkan berbagai layanan, termasuk pengiriman barang, transportasi, dan layanan keuangan. Perusahaan ini telah mengoperasikan aplikasinya di berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Setelah pengumuman ini, harga saham Grab Holdings mengalami kenaikan sebesar 4,7%, menunjukkan respons positif dari pasar terhadap langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan ini.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Grab berharap dapat menghadapi tantangan dan perubahan dalam industri dengan lebih baik, sehingga tetap menjadi pemain utama di pasar aplikasi pemesanan dan pengiriman di Asia Tenggara.