Provinsi Bali sebagai destinasi pariwisata terkemuka di Indonesia, telah menjadi magnet bagi investor baik dari dalam negeri maupun asing. Namun, realisasi investasi di Bali masih menunjukkan dominasi yang kuat dari sektor tersier, sebuah fenomena yang patut untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Menurut catatan Bank Indonesia, sektor tersier memegang porsi sebesar 97% dari total investasi di Bali pada tahun 2023. Investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) khususnya mengalir ke sektor-sektor seperti akomodasi pariwisata, restoran, dan perdagangan. Sektor-sektor tersebut menyerap sekitar 97,37% dari total realisasi investasi asing senilai US$800 juta. Sementara itu, sektor primer seperti pertanian hanya menerima 0,46% dari total investasi, sedangkan sektor sekunder seperti konstruksi dan industri hanya mendapatkan 2,17%.
Dalam sektor tersier, investasi PMA tertinggi teralokasi pada lapangan usaha perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan porsi mencapai 43%. Investasi juga mengalir ke sektor pariwisata seperti hotel dan restoran dengan persentase sebesar 27%. Fenomena ini menunjukkan bahwa industri pariwisata masih menjadi primadona bagi investor di Bali.
Namun, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A Diah Utari, menyoroti bahwa investasi ke sektor primer dan sekunder di Bali masih belum optimal. Meskipun Bali memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan, investasi di kedua sektor tersebut masih terbatas. Sektor perikanan, misalnya, memiliki potensi besar sebagai hub ekspor perikanan di kawasan Nusa Tenggara, namun realisasi investasi masih perlu ditingkatkan.
Pada sektor pertanian, terdapat peluang yang signifikan untuk pengembangan lebih lanjut. Dari enam Kabupaten di Bali, sebagian besar Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) masih didominasi oleh sektor pertanian. Oleh karena itu, penggenjotan investasi di Bali sektor pertanian akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam konteks ini, Bali perlu mengambil langkah strategis untuk mendorong diversifikasi investasi, tidak hanya dalam sektor pariwisata, tetapi juga di sektor-sektor yang berpotensi besar seperti pertanian dan perikanan. Dengan demikian, Bali dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat posisinya sebagai destinasi investasi yang menarik di tingkat regional maupun global.
Demikian informasi seputar pertumbuhan investasi di Bali. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Benoanews.Com.