Selain menyimpan panorama keindahan laut dan deretan jasa yang menawarkan wisata olahraga, siapa sangka Tanjung Benoa menyimpan keunikan kuliner tersendiri, salah satunya Batu-Batu. Keramahan warga dan kemajemukannya menjadi cerita yang tak bisa dibahas dalam semalam.
Batu-batu sendiri merupakan hewan laut yang menyerupai keong laut dengan ukuran yang lebih kecil. Warga Tanjung Benoa tidak mengetahui pastinya kuliner ini kapan ditemukan sebab mereka sudah mengetahuinya secara turun temurun.
Untuk menemukan kuliner ini pun tidak begitu sulit, karena warung kecil di sepanjang desa menjual kuliner ini. Kuliner batu-batu diklaim warga hanya terdapat di kawasan Tanjung Benoa mengingat letak geografis dari kawasan ini yang dikelilingi oleh lautan.
Olahan kuliner terdiri atas dua variasi mulai dari olahan basah dan olahan kering. Untuk olahan basah biasanya batu-batu akan dicampur dengan kuah bumbu bali suna cekuh. Kesan rasa yang muncul dari olahan ini adalah lebih gurih. Boleh dikatakan mirip dengan sushi versi Bali sedangkan jika diolah kering lebih menyerupai kerupuk.
Untuk seporsi batu-batu dihargai berbeda yakni Rp 5.000 untuk olahan basah dan Rp 3.000 untuk kering. Rasa dari Batu-batu yaitu gurih, masam karena pakai bumbu cuka dan ada juga terselip rasa pedas. Batu-batu sering dijadikan hidangan sebagai penutup makan, jikalau habis makan siang dan anda merasa ada yang kurang maka batu-batu sangat cocok dikonsumsi.
Mang Benjo, salah satu warga setempat mengungkapkan kuliner itu biasanya enak dijadikan camilan atau teman ngobrol bersama teman – teman. “Kuliner ini cukup gurih dan nikmat saat menemani kita ngobrol bareng keluarga atau teman-teman,” ujarnya.