Investasi Proyek DME Batu Bara: Konsorsium Internasional Berminat Ikut Masuk?

Indonesia semakin menarik minat investasi asing dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa perusahaan dari Eropa dan Korea Selatan (Korsel) berencana membentuk konsorsium untuk berinvestasi pada proyek DME batu bara.

Bahlil juga menambahkan, perusahaan asal China turut menunjukkan ketertarikan terhadap proyek ini yang bertujuan menggantikan impor gas minyak cair (LPG) di Indonesia.

Investasi Proyek DME Batu Bara di Indonesia Diminati Konsorsium Internasional

Proyek DME batu bara ini menjadi salah satu fokus penting untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor LPG, yang saat ini mencapai sekitar 6,5–7 juta ton per tahun. Dengan kapasitas produksi lokal yang hanya mampu mencakup 1,3 juta ton, proyek DME diharapkan bisa mensubstitusi sebagian besar impor tersebut.

Bahlil menyebutkan bahwa kajian kelayakan (feasibility study) untuk proyek ini sudah memasuki tahap uji coba dengan teknologi dari beberapa negara.

Cadangan batu bara Indonesia yang melimpah dan semakin efisiennya teknologi gasifikasi batu bara menjadi faktor utama yang mendukung keberlanjutan proyek ini. Indonesia memiliki lebih dari cukup pasokan batu bara untuk memenuhi kebutuhan produksi DME, yang diperkirakan membutuhkan sekitar 5–6 juta ton batu bara per tahun.

Investasi dari konsorsium internasional dalam proyek DME batu bara Indonesia dapat menjadi solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG. Dengan dukungan teknologi mutakhir dan cadangan batu bara yang melimpah, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam pengembangan DME.

Meskipun pembahasan masih berlangsung, harapan besar terpasang pada proyek ini untuk mendukung ketahanan energi dan memperkuat perekonomian Indonesia di masa depan.

Demikian informasi seputar investasi proyek DME batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Benoanews.Com.