Dikabarkan bahwa pemerintah telah menerima pengaduan dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) soal produk keramik impor asal China yang membanjiri pasar di Indonesia. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan saat ini memang permintaan keramik di pasar global sedang lesu.
“ASAKI juga menyampaikan poin yang ingin saya sampaikan, yaitu produk keramik impor khususnya dari China yang semakin membanjiri pasar domestik, di saat permintaan keramik di pasar global menurun,” kata Agus, dalam pembukaan raker di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis 16 Juni.
Agus menjelaskan bahwa penurunan permintaan keramik di pasar global disebabkan oleh pemberlakuan kebijakan anti dumping di sejumlah negara, seperti Meksiko, Amerika Serikat (AS), Eropa, hingga Timur Tengah. Kebijakan anti dumping sendiri merupakan pengenaan bea masuk terhadap barang-barang yang dijual di bawah harga normal produk domestik alias dumping.
Akibat dari kondisi ini, secara alamiah Indonesia menjadi sasaran ‘empuk’ atau target market strategis dari produk-produk China. Bahkan, Agus menyebut kondisi ini tidak menimpa sektor keramik. “Ini tren baru dari subsektor keramik,” imbuhnya.
Di sisi lain, ASAKI juga melaporkan bahwa kondisi industri keramik dalam beberapa bulan terakhir mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Adapun tingkat utilisasi kuartal I 2023 mencapai 75%. Menurutnya angka tersebut terbilang sangat tinggi.
“Namun, ini menurun dibandingkan pada tahun lalu yang utilisasinya sebesar 78%. Ini tren yang harus kita cermati,” tambahnya. Meskipun demikian, ASAKI juga memaparkan mengenai kondisi pasar domestik saat ini melemah disebabkan oleh inflasi dan daya beli masyarakat yang turun, sejak kenaikan BBM di kuartal III 2023. Kondisi tersebut pun masih terus berlangsung hingga saat ini.