Disela-sela acara International Monertary Fund (IMF) – World Bank 2018 di Bali yang sudah dimulai pada tanggal 8/10. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengadakan forum investasi yang bertujuan untuk mengajak para investor asing menanamkan modal di Indonesia.
Rini Soemarno menyebutkan bahwa momentum IMF-World Bank 2018 di Bali kali ini harus bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mampu memberikan dampak investasi jangka panjang.
Indonesia saat ini Indonesia memiliki 143 BUMN yang mencakup 13 sektor ekonomi, termasuk manufaktur, logistik, jasa keuangan, sains dan teknis jasa, konstruksi dan lainnya. Kontribusi BUMN juga telah mewakili sekitar 15 persen dari PDB Indonesia.
Rini Soemarno juga menegaskan jika proyek yang ditawarkan pemerintah juga memberi jaminan dalam tingkat pengembalian yang menarik dan risiko yang bisa dikelola. Hal inilah yang sering menjadi pertimbangan bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
“Dalam upaya negara kami untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dari barat ke bagian timur Indonesia, BUMN akan terus berlanjut memainkan peran aktif, terutama dalam infrastruktur yang layak secara komersial proyek. Pemerintah sangat berkomitmen untuk memastikan hal itu proyek yang ditawarkan kepada investor memberikan tingkat pengembalian yang menarik dengan risiko yang dapat dikelola,” jelas Menteri BUMN Rini Soemarno.
Saat ini saja di Indonesia sudah ada beberapa proyek yang akan digarap dan toal proyek mencapai 80 proyek dengan nilai investasi mencapai USD 42 yang didalamnya melibatkan BUMN dan kemitraan swasta asing yang dinilai memiliki sumbangsi bagus bagi Investasi di Indonesia.
Potensi investasi dibeberapa sektor memang masih belum tergarap secara serius dikarenakan banyak investor yang masih mempertimbangkan keadaan ekonomi global yang belum stabil. Namun investasi di Indonesia bisa dipastikan akan terus berkembang dan hanya sedikit akan berimbas pada keadaan iklim investasi di Indoensia secara komprehensif.
IMF-World Bank Bali 2018 dihadiri oleh lebih oleh 15.000 peserta dari 189 negara di dunia mulai dari kepala Negara, pejabat pemerintahan, gubernur bank sentral dan tamu VVIP penting di dunia.