Prospek harga batu bara ke depan diprediksi tetap atraktif meski menghadapi tantangan siklikal di pasar global. Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), Julius Aslan mengungkapkan bahwa permintaan batu bara Indonesia di Asia masih stabil dan diminati oleh negara-negara seperti China, India, Jepang, Filipina, Thailand, hingga Malaysia.
“Pasar Asia cukup baik untuk batu bara kita, meskipun kita harus memahami sifat bisnis ini yang sangat tergantung pada harga dan kondisi ekonomi global,” ujar Julius.
Julius menyoroti pentingnya hubungan baik antara Amerika Serikat dan China sebagai dua kekuatan ekonomi dunia. Menurutnya, ketegangan perdagangan antara kedua negara bisa memengaruhi prospek harga batu bara secara signifikan.
“Pada dasarnya, hubungan kedua negara harus saling menguntungkan, tidak mungkin saling menghancurkan,” jelasnya.
Meski begitu, ia menegaskan fokus AADI adalah pada produktivitas dan efisiensi operasional untuk menjaga daya saing.
“Hal-hal seperti tensi perdagangan tidak bisa kita kendalikan. Fokus kami adalah memastikan biaya tetap rendah dan produktivitas optimal,” tuturnya.
AADI resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024 sebagai emiten ke-40 tahun ini. Pada debut perdananya, saham AADI mencatat kenaikan impresif sebesar 19,82%. Harga saham yang awalnya ditawarkan Rp6.650 per lembar kini diperdagangkan di Rp140 per lembar.
Dana IPO sebesar Rp4,3 triliun akan digunakan untuk berbagai kebutuhan strategis, termasuk pemberian pinjaman kepada PT Maritim Barito Perkasa, pembayaran utang kepada PT Adaro Indonesia, serta investasi operasional lainnya.
Dengan kelebihan permintaan IPO sebesar 260,14 kali, Julius menyebut hasil ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek harga batu bara.
“Kepercayaan investor ini menjadi semangat bagi kami untuk terus melangkah maju,” pungkas Julius.
Demikian informasi seputar prospek harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Benoanews.Com.