PLTA Kayan Dibangun, Kapasitasnya Tiga Kali Lebih Besar Dari Milik Vietnam

PLTA Kayan diprediksi bakal menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Pemerintah Indonesia akan segera melaksanakan salah satu dari tiga proyek strategis nasional di Kalimantan Utara (Kaltara). Yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan.

Proyek tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki bauran energinya seperti membangun pembangkit listrik berbasis hidro

Sebagai informasi, hingga Mei 2019, jumlah PLTA yang telah beroperasi secara komersial baru mencapai 7,61 persen. Disusul Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 9 persen, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 6 persen.

Sisanya, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) masing-masing sebesar 5 persen serta Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) 0,04 persen.

Biaya investasi di PLTA Kayan mahal

Gambar PLTA (Investvine)

Pemegang kontrak pembangunan PLTA di Sungai Kayan yakni PT Kayan Hidro Energi mengatakan pembangunan PLTA Kayan akan dilakukan dalam 5 tahap.

Tahap pertama yakni pembangunan PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 megawatt (MW). Kemudian dilanjut dengan konstruksi PLTA Kayan 2 dengan target daya sebesar 1.200 MW.

Adapun PLTA Kayan 3 dan 4 akan dibangun dengan kapasitas masing-masing sebesar 1.800 MW dan PLTA Kayan 5 ditargetkan mampu menghasilkan daya paling tinggi di antara yang lain yakni mencapai 3.200 MW.

Total daya yang dihasilkan dari kelima PLTA tersebut adalah 9.000 megawatt. Jumlah daya ini secara otomatis menjadi yang terbesar di Indonesia, jauh melebihi kapasitas yang dihasilkan PLTA Cirata di Jawa Barat sebesar 1.008 MW.

Bahkan, besarnya daya yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga mengalahkan PLTA Son La dengan kapasitas 2.400 MW yang terletak di Sungai Da, 340 Km sebelah barat Hanoi, Vietnam. Oleh karenanya tidak heran jika PLTA Kayan disebut-sebut akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Namun, untuk membangun PLTA dengan kapasitas yang amat besar diperlukan biaya yang tidak sedikit. Nilai investasinya diperkirakan bakal menyentuh 24,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengatakan, mahalnya biaya investasi karena pihak pengembang harus terlebih dahulu melakukan pembangunan insfratruktur penunjang.

Investasinya 2,3 juta dolar AS sampai 2,7 juta dolar AS per megawattnya. Kenapa mahal? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut,” papar Khaerony di Jakarta, Rabu (21/8/2019). Seperti dikutip dari Indonesia.go.id.

Jika total kapasitas PLTA Kayan adalah 9.000 MW, maka kisaran biaya konstruksinya yakni 20,7 sampai 24,3 miliar dolar AS alias senilai Rp 289,8 triliun hingga 340,2 triliun. Dengan asumsi per satu dolar AS-nya dibanderol Rp 14.000,-.