Infrastruktur Pariwisata Bali Semakin Lengkap Hadirnya Bandara Baru dan Kereta Listrik

Untuk membenahi dan meningkatkan pariwisata di Bali Gubernur Bali I Wayan Koster bersungguh-sungguh melanjutkan pembangunan infrastruktur pariwisata seperti Bandara Bali Utara dan Kereta Listrik sebagai salah satu langkah mengatasi beberapa permasalahan di Bali seperti kemacetan dan mobilitas jarak antara satu destinasi wisata di Bali.

Pembangunan Bandara Bali Utara di Buleleng sampai saat ini masih dalam pengkajian, Diprediksi, akhir tahun 2018, studi pembangunan bandara Bali Utara selesai. Bahkan sudah bisa dipastikan bahwa pembangunan akan dilakukan di darat. Pembangunan Bandara Bali Utara ditaksir akan menelan investasi mencapai 25 Triliun.

Selain Bandara Bali Utara di Buleleng infrastruktur yang juga akan dibangun di Bali adalah pembangunan kereta api lingkar Bali. Dalam perkembangannya, diusulakan agar menggunakan kereta listrik untuk mendukung infrastruktur di Bali tersebut.

Selain kereta api, pihaknya juga berjanji akan mendorong pembangunan shortcut Denpasar- Singaraja untuk mendukung pariwisata Bali. Dia menargetkan shortcut jalan Denpasar-Singaraja akan selesai pada 2021. Saat ini, pengerjaan telah dilakukan bertahap.

Beberapa proyek infrastruktur ini memang sangat diharapkan akan mampu mengatasi beberapa permasalahan klasik kota pariwisata.

Disamping proyek infrastruktur di Bali, proyek tenaga listrik juga tak kalah penting. Salah satu topik pembahasan adalah perubahan sumber tenaga PLTU Celukan Bawang existing menjadi pembangkit gas untuk menjaga alam dan mendukung pariwisata Bali.

Sebagai salah satu program penyediaan listrik di Bali, pihaknya akan lebih mengutamakan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, dia menjamin PLTU Celukan Bawang existing yang berkapasitas 426 MW akan diubah menjadi pembangkit listrik bertenaga gas.

Selain itu, pembangunan PLTU Celukan Bawang tahap II berkapasitas 2×330 MW yang saat ini sedang mengalami perdebatan juga dipastikan akan menggunakan tenaga gas.

“Saya sudah bicara dengan yang invest, bapak boleh menlanjutkan asal diganti dengan gas, kalau sudah punya ijin, nanti ijin akan saya cabut,” katanya.

Kata dia, nantinya pembangunan pembangkit listrik juga akan ada di setiap kabupaten dan kota dan tidak hanya berpusat di satu wilayah seperti sekarang ini. Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan energi listrik se-Bali dalam jangka panjang.

Dia memastikan, jika langkah ini dilakukan, maka kebutuhan listrik di Bali akan dapat terpenuhi dengan harga murah. Selain itu, juga tetap berfokus pada terpenuhinya kebutuhan listrik dari bahan ramah lingkungan untuk industri, perdagangan, dan komersial serta pariwisata.